Halaman

Selasa, 13 November 2012

Konsep "Green Shopping Mall" di Kualalumpur-Malaysia


Konsep "Green Shopping Mall" di Kualalumpur-Malaysia

015

Persaingan mal akan semakin ketat tidak hanya di jakarta, karena investor membangun mal sebagai sarana kelengkapan untuk menjual ruang apartemen, sedangkan target pemasaran yang diperebutkan jumlahnya relatif tetap yaitu masyarakat yang tinggal di perkotaan tersebut. Diperkirakan mal yang hanya di desain dengan konsep konvensional akan sepi pengunjung.Salah satu pendekatan adalah 
dengan membuat "Green Shopping mall" dengan menyediakan ruang terbuka umum dan tata hijau di didalam mal, penggunaan energi terbarukan dengan  "solar cell", daur ulang penggunaan air dan sebagainya. Berikut ini kita simak perencanaan mal di Kualumpur.

Rupanya, ide pusat perbelanjaan hijau bukan merupakan sesuatu yang absurd. Arsitek Sparch baru saja menyelesaikan desain sebuah mal seluas 1 juta kaki persegi di Kuala Lumpur, dan visi mereka adalah membuat maksimal hijau, dan maksimal hunian didalamnyaBangunan ini diharapkan dapat menjadi daya tarik di pusat kota. Kosekwensinya bangunan ini sebagai ruang hibrida fungsional perkotaan : sebagian menjadi bagian taman umum, sebagian mal untuk belanja, dan sebagian menjadi bangunan fungsional (perkantoran dan hunian) perkotaan. Di ruang pusat mal seakan menjadi atrium pertemuan para pengunjung. Konsep ini menjawab adanya kekhawatiran sumpeknya  bangunan di perkotaan karena banyaknya mal yang dibangun.  

Pertama, mereka tertutup dari lingkungan sekitarnya, membuat lalu lintas pengunjung di mal seakan di ruang tertutup atau dengan kata lain "ruang publik yang tertutup" yang umumnya ruang publik perkotaan berbentuk ruang terbuka.Dalam perencanaan kota besar, penyediaan ruang terbuka baru menjadi masalah besar, karena tidak memungkinkan bangunan baru untuk dibangun di dekat ruang publik berupa taman terbuka yang telah ada, karena keterbatasan lahan dan sudah digunakan oleh fungsi lain.
Dengan adanya ruang terbuka di tengah mal, seakan pengunjung berada di tengah kota. .
Kedua, biaya energi sering berlebihan, karena mal umumnya merupakan ruang tertutup seperti gua yang keseluruhan ruangan menggunakan AC. Para desainer dalam estimasi proyek ini memperkirakan  penggunaan energi akan berkurang  sebesar 30%, berkat ruang outdoor dan pembuatan shading berupa lapisan tanaman hijau.
Berikut ini dapat disimak gambar konsep desainnya.(Dari : fastcompany)


014 
016 


015 


017 


019

Tidak ada komentar: