Halaman

Sabtu, 24 November 2012

Arsitektur Neo-Vernacular


Arsitektur Neo-Vernacular

  • .Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. 


Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
 
  •  .Pengertian Neo-Vernacular
Kata NEO atau NEW berarti baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular berasal dari kata vernaculus (bahasa latin) yang berarti asli. Maka arsitektur vernacular dapat diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat.

Arsitektur Vernacular konteks dengan lingkungan sumberdaya setempat yang dibangun oleh masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tatanan budaya masyarakat dari masyarakat tersebut. Dalam pengertian umum, arsitektur Vernacular merupakan istilah yang banyak digunakan untuk menunjuk arsitektur indigenous kesukaan, tribal, arsitektur kaum petani atau arsitektur tradisional.  

Pengertian Arsitektur Vernacular sering disamakan dengan Arsitektur Tradisional. Joseph Prijotomo berpendapat bahwa secara konotatif tradisi dapat diartikan sebagai pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang turun-temurun dari generasi ke generasi.

  • Pengertian Arsitektur Neo-Vernacular
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan.
pada intinya arsitektur Neo-Vernacular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19
Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pengertian elemen-elemen arsitektur lokal, baik budaya masyarakat maupun bahan-bahan material lokal.

 
“aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki kelengkapan berikut ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan dan bata-bata. Bata itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi……” 5

Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern Architecture” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular sebagai berikut :

       Selalu menggunakan atap bumbungan
        Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.

       Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal)
        Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.

       Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.


       Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan.

       Warna-warna yang kuat dan kontras.
 
 Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lelbih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali.
     
  •   Pemakaian atap miring
  •  Batu bata sebagai elemen lokal
  • Susunan masa yang indah.

        Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat.


  • Arsitektur Rakyat ( Dayak ) 
Baik laki-laki maupun perempuan memiliki jiwa ksatria, pemberani, dan pantang menyerah. Hubungan dengan baik antar sesama juga sangat dijaga. Hal ini terbukti dalam wujud rumah lamin yang mereka miliki, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Sikap solidaritas yang tinggi menjadi dasar persatuan antar suku yang selalu dijaga turun temurun. Hal itu selalu dilakukan dalam menangani suatu masalah. Terhadap keluarga, para orang tua sangat perduli dan mencintai anak-anaknya, demikian pula anak-anak sangat hormat dan berbakti kepada orang tuanya. Setelah orangtuanya lanjut usia, biasanya anak-anak sangat perduli dan merawat dengan baik.

Ikon Dayak, dalam perspektif masyarakat dan akademis baik pada masa kolonial maupun pasca kolonial selalu identik dengan telinga panjang, budaya memenggal kepala (mengayau), animis, dan tinggal berkelompok di rumah panjang (lamin). Suku dayak merupakan penduduk asli kalimantan memiliki ikon-ikon yang cenderung negatif dan memarginalkan suku dayak tersebut terlanjur terbangun (disengaja atau tidak) dengan berbagai kepentingan, terutama dengan unsur politik politik. Ungkapan kata dayak adalah sebutan yang umum di kalimantan, bahkan seluruh indonesia setiap mendengar kata dayak sudah barang tentu saja pandangannya kepada salah satu dari suku di indonesia yang mendiami pulau kalimantan.

Arti kata DAYAK menurut O.K. Rahmat dan R. Sunardi adalah satu perkataan untuk menamakan res-tam yang tidak beragama islam yang mendiami pedalaman kalimantan, dan istilah ini diartikan oleh bangsa melayu di pesisir kalimantan ialah orang gunung. Dalam bahasa sangen kata dayak berarti : “bakena” atau “cantik, gagah”. 

 



Orang dayak asli mempunyai rumah yang besar-besar dan tinggi-tinggi, namanya dalam bahasa dayak kalimantan timur ialah lamin. Di kalimantan tengah disebut betang. Panjang lamin rata-rata antara 30 sampai 150 meter, lebarnya antara 10 sampai 30 meter dan tinggi tiangnya atara 2 sampai 3 meter dari tanah ke lantainya. Rumah panjang merupakan rumah adat suku dayak yang disebut lamin (untuk kaltim)., balai (untuk kalsel), dan betang (untuk wilayah kalteng). Rumah panjang berukuran besar dan tinggi, dihuni oleh puluhan keluarga dengan 100-200 jiwa. Ukuran panjang antara 30-150 meter dengan lebar berkisar antara 10-30 meter. Rumah panjang tersebut berupa rumah panggung yang berdiri di atas tiang setinggi 2-3 meter. Untuk naik ke dalam rumah terdapat sebuah tangga dari kayu besi bulat atau ulin (tangga disebut saaq). Biasanya tangga ini jumlahnya sama dengan jumlah pintunya. Tangga tersebut bisa diangkat dan dimasukkan ke dalam rumah.Menurut sejarah, keberadaan rumah Lamin berkaitan dengan tujuan dan fungsi :
  •         Mencegah serangan musuh, terutama pada masa ketika budaya mengayau masih berlaku.
  •          Memudahkan untuk menyerang musuh atau binatang buas yang datang dari sekitar rumah.
  •          Aturan/ikatan adat dan sosial untuk terus melangsungkan kebersamaan dan kegotongroyongan.



                 Rumah Lamin Kampung Eheng, Kutai Barat, Kalimantan Timur

Konsep Perluasan Mississippi Plaza


Konsep Perluasan Mississippi Plaza di "the National Mississippi River Museum and Aquarium", Dubuque, Iowa

 
Museum selalu diindentikkan dengan gedung yang sepi, senyap dan berisi berbagai artefak kuno atau hasil penelitian. Pengunjung hanya sekali datang dalam frekuensi  waktu yang lama. Bagaimana membuat museum sering dikunjungi dan mendapatkan pendapatan untuk pemeliharaannya? berikut ini dapat dilihat  peran konsultan perencana mewujudkannya.(admin)
  
Ursa International diminta untuk datang ke Museum Nasional Sungai Mississippi dan Aquarium selama satu minggu pada Bulan Juli untuk melihat apakah  bisa datang dengan konsep perluasan kampus mereka 
Museum ini diberi gedung baru, 300 'jauhnya dari lokasi aslinya di Harbor Ice di Mississippi, dan baru mulai tahap pembangunan renovasi dari kasino ke "Pusat Great Rivers". 


Ruang antara gedung saat ini dimiliki oleh Kota Dubuque dan menyediakan akses ke marina baru. Jerry Enzler dan jajaran stafnya ragu-ragu tentang bagaimana untuk melanjutkan dan menata bagian yang membutuhkan beberapa perhatian yang difokuskan pada ruang luar.

Beberapa permasalahan yang ditemui sbb:
1. ada persepsi bahwa karena dua bangunan pameran begitu jauh, pengunjung mungkin cenderung untuk pergi ke satu tempat saja dan tidak ke obyek yang lain - dan di musim dingin atau cuaca buruk plaza besar akan menjadi penghalang. Beberapa saran alternatif dengan membuat sebuah jalan tertutup yang panjang ,naik trem atau naik perahu .
2. museum tidak memiliki area properti 100 'x 300' di tepi pantai  jadi  penggunaan baru ini harus disewakan ke museum, atau ditawarkan kepada masyarakat umum,
3. Kota sedang meneliti potensi perluasan marina untuk mengakomodasi marina lebih formal untuk boaters berlabuh dan JJR sedang menyelesaikan studi untuk mengakses marina melalui ruang plaza dan dewan museum tidak terlalu setuju tentang prospek membagi kampus mereka.

Setelah beberapa hari pengumpulan informasi, wawancara dan investigasi situs, termasuk sambil santai menikmati kegiatan yang ada di museum, konsultan duduk dengan Jerry dan staf eksekutifnya dan brainstorming tentang visi baru untuk ruang ini. Hal ini menjadi jelas bahwa kebun binatang di area ini tidak ada masalah bagi pergerakan orang dari pameran ke pameran Outdoor, asalkan ada tempat untuk berjalan dengan teduh yang terhindar dari cuaca (hujan & salju).

Museum memiliki koleksi kapal klasik yang tidak dapat ditampilkan terbuka dan Shed Boat akan menjadi tambahan  yang dapat digunakan untuk peragaan/demo, lokakarya dan sebagai tempat berteduh selama acara pada saat hujan atau salju turun.



The Boat Shed with Classic Boat collection

Jadi, akan menyenangkan bila memiliki fitur air yang akan mensimulasikan lingkungan sungai, di mana ikan asli dapat dipamerkan dan diberi makan, dan mungkin ada pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak untuk naik rakit seperti Huck Finn di fitur air. 

Bangunan Baru Museum menggunakan geo-thermal energi untuk memanaskan dan mendinginkan ruangan dan mereka selalu membuang 600 galon per menit ke sungai - mungkin kita dapat menggunakan air itu untuk mengisi fitur air kita. Fitur lain yang diajukan adalah rumah Carousel untuk korsel masa depan, tetapi dapat juga digunakan sebagai ruang event sementara. Permainan air interaktif  dibangun untuk anak-anak bermain di area dengan jalan selebar 30 ' di sepanjang tepi kolam lele dan diperagakan cara menggunakan berbagai bahan untuk menanam sayuran dan tanaman lainnya ,museum artefak, sungai dan pedestrian untuk berjalan-jalan di sepanjang tepi pantai yang sekaligus juga sambil melihat aktivitas pekerjaan di pelabuhan 
The Raft ride with the Carousel House in background



River Aquarium for native fish and feeding areas
Bangunan museum baru sudah direncanakan memanfaatkan ruang plaza untuk tempat duduk santai, ruang outdoor untuk kafe . Setelah beberapa diskusi, dan memikirkan jalur pejalan kaki di tepi sungai (river walkers),  kasino dan pengunjung hotel, kami pikir bahwa lokasi ini dapat digunakan untuk konser, festival, pameran kerajinan dan film-film di luar gedung(outdoor movies) di malam hari dan plaza terbuka yang untuk umum.

Outdoor dining terrace with shade sails
Rencana ekspansi museum disambut  antusias masyarakat dan dorongan oleh Pejabat kota dan jajaran staf museum. Diskusi  dilakukan dengan menyewa ruang plaza  museum yang  memungkinkan mereka untuk membuat area  tertutup. Penelitian untuk Marina menyimpulkan kebijaksanaan memindahkan akses ke dermaga melalui jalur yang telah ada dan cukup nyaman  serta tidak perlu melalui Plaza. Kami mengajukan permohonan hibah untuk program  'Visi' Iowa ini dan sekarang berharap untuk menerima dana yang cukup untuk mengubah konsep ini menjadi kenyataan.












Front Elevation from Parking lot



Section from the parking to the Marina




Selasa, 13 November 2012

Desain Shelter Bus


Desain Shelter Bus, Pemenang Kompetisi di Kota Santa Monica

Big Blue Bus Shelter by Lorcan O'Herlihy Architects and Bruce Mau Design
Pemenang kompetisi desain shelter bus di Kota Santa Monica-California
Lorcan O'Herlihy Arsitek (Loha) dan Bruce Mau Desain (BMD) telah memenangkan 
kompetisi untuk merancang Shelter Bus Big Blue dan Paket Branding yang diadakan di   
Kota Santa Monica, California.Rencananya desain halte bus akan disesuaikan dengan tempat dan arah penyinaran matahari. Desainer Loha  sedang mengelompokkan beberapa prototipe yang disesuaikan arah matahari dari lokasi 360 titik shelter yang akan dibangun..
Big Blue Bus Shelter by Lorcan O'Herlihy Architects and Bruce Mau Design
Rencana Penyebaran Shelter bus untuk Santa Monica
Desain  "Blue Shelter", digambarkan dalam peta kota Santa Monica seperti "Spot Biru"yang akan memberikan  fleksibilitas maksimum, pengaturan dari pertimbangan aspek bayangan dan visibilitas dari berbagai orientasi sudut penyinaran matahari.


Melalui sintesis desain dan teknologi, shelter bus akan menjadi model keberlanjutan. Sumber daya alternatif dan lampu dengan efisiensi tinggi, termasuk pencahayaan LED, akan dimasukkan untuk rentang hidup yang panjang dan memberikan kemudahan dalam hal pemeliharaan. Selain itu, penggunaan bahan daur ulang dan bahan yang tersedia secara lokal , semua akan digunakan untuk membuat simbol ikon dan karya seni fungsional KOTA.
Big Blue Bus Shelter by Lorcan O'Herlihy Architects and Bruce Mau Design

desain tipe shelter

Big Blue Bus Shelter by Lorcan O'Herlihy Architects and Bruce Mau Design
Ridership jam sibuk
Big Blue Bus Shelter by Lorcan O'Herlihy Architects and Bruce Mau Design
Click above image to enlarge
Studi jangkauan bayangan (Shadow range studies)


Big Blue Bus Shelter by Lorcan O'Herlihy Architects and Bruce Mau Design


Click above image to enlarge
Bayangan redudansi & distribusi komponen(Shadow redundancies & component distribution)

Big Blue Bus Shelter by Lorcan O'Herlihy Architects and Bruce Mau Design
Click above image to enlarge
Layout khusus site (Site specific layouts)

Big Blue Bus Shelter by Lorcan O'Herlihy Architects and Bruce Mau Design

Click above image to enlarge
Garis Bayangan (Shadow path)




Semua pemberhentian bus di 360 lokasi di Santa monica dan pemberhentian bus di sekitar  Los Angeles yang dilayani oleh Bus Big Blue akan diperbarui. Fitur baru di setiap perhentian akan mencakup :


- Sebuah sistem peta Bus Big Blue 
- Sebuah peta lokal menunjukkan tempat untuk dikunjungi dengan berjalankaki atau bersepeda 
- Sebuah peta jadwal dan rute  berhenti di lokasi tersebut.
- Perkiraan jumlah perjalanan untuk poin-poin penting di sepanjang rute.
- Sebuah nomor ID yang memungkinkan untuk kedatangan bus real time melalui ponsel.
- Sebuah kanopi tempat berlindung.


 Pemberhetian bus volume tinggi maupun medium juga akan dilengkapi:
- Tanda yang menyiarkan waktu kedatangan bus informasi "real time".
- Murah (pilih berhenti volume yang rendah juga dapat menerima tempat duduk).
- Kontainer Sampah dan daur ulang 
- Lampu sel surya LED yang menerangi struktur dan ruang tunggu.


Sesuai dengan tujuan kota Santa Monica  membuat komitmen untuk lingkungan yang bersih, emberhentian bus dibuat dengan bahan daur ulang dan  sedapat mungkin sumber lokal. Federal Administrasi Transit menyiapkan dana stimulus  pendanaan untuk proyek ini sebesar  $ 6.900.000 .





Detail Proyek:

Ukuran:       : 20-200 sq ft
Program:     : tinggi 360 cm, volume sedang dan rendah tempat penampungan bus umum
Tim Proyek : Lorcan O'Herlihy (Utama)
Donnie Schmidt (PD), Tom Myers (PM), Alex Morassut, Efren Soriano, Erik Albrightson, Gunnar Roensch
Klien          : Kota Santa Monica dan Big Bus Biru
Lokasi        : Santa Monica, CA
Tanggal Penyelesaian: Fall 2010
Gambar      : Lorcan O'Herlihy Arsitek / Bruce Mau Desain
Sumber artikel : bustler.net

Stadion Addis Ababa-Ethiopia


Stadion Addis Ababa-Ethiopia

Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA 
Salah satu olahraga yang digemari masyarakat dunia adalah Sepak Bola.Suatu kota akan merasa istimewa  apabila mempunyai lapangan sepakbola dalam bentuk stadion yang khas, seperti halnya stadion olimpiade yang berbentuk sarang burung di Beijing. Hasil karya yang khas tersebut dapat terwujud apabila dihasilkan dari pemenang terbaik sayembara bebas skala nasional maupun internasional. Demikian yang telah dilakukan negara Ethiopia dengan hasil sayembara terbaik sebagai berikut :
Sepak bola dan atletik yang digemari rakyat Etiopia akan diwujudkan dengan dukungan stadion baru berstandar Olimpiade-dengan daya tampung 60.000 kursi
Stadion terletak di kota  Addis Ababa melalui kompetisi desain yang  menggabungkan identitas lokal dengan teknologi baru.

LAVA [Laboratorium Arsitektur Visionary] dan Designsport berkolaborasi dengan perusahaan lokal JDAW Ethiopia memenangkan kompetisi arsitektur internasional untuk sebuah stadion nasional dan  olahraga Desa (Sport Village), yang diselenggarakan oleh Komisi Olahraga Federal, Ethiopia
Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA


Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA 


Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA 


Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA 



Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA 


Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA 


Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA 


Addis Ababa Stadium and Sports Village by LAVA 

New Town BSD(Bumi Serpong Damai)



Maket New Town BSD(Bumi Serpong Damai) 
Kota Jakarta sudah dianggap sebagai kota yang tak pantas untuk dijadikan tempat tinggal. Jakarta sudah sangat sesak. Harga tanah selangit dengan kondisi lingkungan yang 
buruk. Jakarta seperti tidak siap menjadi kota besar karena salah urus.

Seperti sudah memproyeksi kondisi Jakarta saat ini, sejak 25 tahun yang lalu, dunia properti Indonesia memasuki tahapan penting dalam perjalananannya. Kala itu beberapa developer mulai mengembangkan konsep baru, new town development. Pengembangan kota baru yang terintergrasi di satu titik wilayah. Membangun kota baru di luar Jakarta.

Seperti sedang memberi pelajaran ke pemerintah, beberapa pengembang sudah mengembangkan kota baru yang ideal. Sarana transportasi di tata sedemikian rupa, Tempat komersil dan perdagangan diatur seksama. Pemukiman nyaman didukung dengan sarana pendidikan membuat penghuni nyaman menetap. Terbentuklah kelas sosial dan peradaban baru.

Jo Santoso, Ketua Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Tarumanagara (Untar), menyatakan menuangkan konsep perumahan kota baru kala itu tidaklah mudah. Kalangan parlemen saat itu bahkan sempat curiga, apakah pengembang ingin membuat pusat pemerintahan sendiri. 

"Kala itu, saya sempat menjelaskan ke DPR, agar mereka tidak curiga kalau konsep ini bukan untuk membangun pusat kota baru. Jadi, kota baru ini bukan asal jadi proyek dan bukan asal cari keuntungan komersil. Ini adalah untuk memenuhi perkembangan kebutuhan hunian," ujarnya dalam diskusi panel "Evaluasi 25 Tahun Pengembangan Kota Baru di Jabodetabek (Developer's View)" di Jakarta, belum lama ini. Saat itu Jo Santoso menjadi konsultan pembangunan kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten.

Pada akhirnya, konsep ini adalah keniscayaan. Para pengembang berhasil memberi contoh mengembangkan kota yang layak huni. Konsep kota baru berhasil menjawab kebutuhan psikologi penghuninya. Ruang terbuka hijau yang cukup. Keamanan terjamin. Urbanisasi pun dapat ditekan. Pasalnya, penghuni dapat bekerja dan mencari uang di wilayah mereka tinggal. Karena pusat komersil dan industri juga tersedia.

Luasan lahan yang menjadi prasyarat utama membentuk kota baru mandiri. Alhasil, para pengembang pun bergeser ke wilayah satelit sekitaran Jakarta. Minimal pengembang harus memiliki 500 hektar persegi untuk mengembangkan kota baru.

Di Tangerang sudah ada BSD City yang dikembangkan sejak tahun 1984 dengan total area seluas 6.600 hektar. Saat ini, pembangunan baru sampai pada tahap I dengan perkiraan luas lahan 1.500 hektar, dari tiga tahap yang direncanakan. Lalu menyusul Alam Sutera, Tangerang. Group Bakrie gencar di daerah Bogor, Jawa Barat dengan mengembangkan Bogor Nirwana Residence dan Sentul Nirwana.

Pengembang lain mencoba mengembangkan konsep serupa. Salah satunya pengembangan Kota Deltamas, Kawasan Jababeka, Citra Raya, dan Jakarta Garden City. Ada juga beberapa proyek di luar Jakarta, seperti Citraland, Surabaya.

Kendala dan Tantangan

Pengembangan kota baru membutuhkan dana yang sangat besar. Para pengembang harus memutar otak untuk mencari modal. Apalagi saat ini Indonesia belum berada zona investment grade. Terlebih sistem politik demokrasi di Indonesia yang masih ditahap awal, sehingga investor masih menilai Indonesia sebagai negara beresiko. 

"Dukungan perbankan juga sulit. Buktinya bunga bank masih tinggi," Dicky Setiawan, Presiden Direktur Sentra Timur Superblok Unit Usaha City Property PT Bakrieland Development Tbk.

Lilia S. Sukotjo, Marketing menambahkan dukungan dari pemerintah menjadi syarat mutlak membangun kota baru. Harus ada persamaan konsep berbagai persoalan dalam pengembangan kota baru. Salah satunya untuk membahas masalah aturan main.  a pengembang berhasil memberi contoh mengembangkan kota yang layak huni. Konsep kota baru berhasil menjawab kebutuhan psikologi penghuninya. Ruang terbuka hijau yang cukup. Keamanan terjamin. Urbanisasi pun dapat ditekan. Pasalnya, penghuni dapat bekerja dan mencari uang di wilayah mereka tinggal. Karena pusat komersil dan industri juga tersedia.

Luasan lahan yang menjadi prasyarat utama membentuk kota baru mandiri. Alhasil, para pengembang pun bergeser ke wilayah satelit sekitaran Jakarta. Minimal pengembang harus memiliki 500 hektar persegi untuk mengembangkan kota baru.

Di Tangerang sudah ada BSD City yang dikembangkan sejak tahun 1984 dengan total area seluas 6.600 hektar. Saat ini, pembangunan baru sampai pada tahap I dengan perkiraan luas lahan 1.500 hektar, dari tiga tahap yang direncanakan. Lalu menyusul Alam Sutera, Tangerang. Group Bakrie gencar di daerah Bogor, Jawa Barat dengan mengembangkan Bogor Nirwana Residence dan Sentul Nirwana.

Pengembang lain mencoba mengembangkan konsep serupa. Salah satunya pengembangan Kota Deltamas, Kawasan Jababeka, Citra Raya, dan Jakarta Garden City. Ada juga beberapa proyek di luar Jakarta, seperti Citraland, Surabaya.

Kendala dan Tantangan

Pengembangan kota baru membutuhkan dana yang sangat besar. Para pengembang harus memutar otak untuk mencari modal. Apalagi saat ini Indonesia belum berada zona investment grade. Terlebih sistem politik demokrasi di Indonesia yang masih ditahap awal, sehingga investor masih menilai Indonesia sebagai negara beresiko. 

"Dukungan perbankan juga sulit. Buktinya bunga bank masih tinggi," Dicky Setiawan, Presiden Direktur Sentra Timur Superblok Unit Usaha City Property PT Bakrieland Development Tbk.

Lilia S. Sukotjo, Marketing menambahkan dukungan dari pemerintah menjadi syarat mutlak membangun kota baru. Harus ada persamaan konsep berbagai persoalan dalam pengembangan kota baru. Salah satunya untuk membahas masalah aturan main.  Sebab, selama ini ada pandangan yang berbeda antara pemerintah dan swasta dalam menyikapi berbagai masalah pengembangan kota baru. Ini menyebabkan kerjasama tidak berjalan dalam pengembangan kota baru. "Jika tidak ada kerjasama dengan pemerintah, pembangunan kota baru tidak ada apa-apa," jelasnya.

Jo Santoso menambahkan, kerjasama dengan pemerintah dapat dituangkan dalam dalam public private partnership/PPP (kerjasama pemerintah dan swasta). "Kalau memang untuk menekan urbanisasi, maka perlu tata ruang yang mendukung. Masalahnya, ada 40 juta jiwa warga ibukota 25 tahun ke depan. Mau dibawa kemana mereka?," jelasnya.

Selain itu juga butuh payung hukum yang jelas. Pasalnya, selama ini kerjasama antara swasta dan pemerintah terbentur pada masalah hukum. Pendekatan kalangan bisnis yang menggunakan hukum perdata, sedangkan pemerintah menggunakan hukum administrasi negara. 

Ketidaksamaan dalam penerapan hukum ini perlu dijembatani oleh aturan baru. Kebutuhan ini juga harus dipertimbangkan lantaran kota baru mempunyai kondisi berbeda dibandingkan kota-kota sekitarnya. "Kota baru berlaku aturan lex spesialis seperti undang-undang baru," jelasnya.

Undang-undang kota baru merupakan perkawinan dari Undang-Undang Perdata dan Undang-Undang Administrasi Negara. 
Di dalam UU ini akan terlihat jelas peran pemerintah dan swasta masing-masing. "Misalnya, soal anggaran. Pemerintah punya anggaran untuk membangun apa dan di mana. Kalau swasta membangun kalau ada pasar, pemerintah membangun kalau ada agenda tertentu," ucapnya. 

Masalah anggaran nantinya akan berbanding lurus dengan pengembangan kota baru dengan harga jual yang relatif terjangkau dan efisien. "Sehingga kepemilikan rumah di wilayah kota baru tidak hanya untuk menengah ke atas saja. Kalau memang niatnya menekan urbanisasi, maka harga rumah harus terjangkau semua kalangan," jelasnya.Seperti yang ditulis dalam koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/72618 
Masalah lain yang muncul dalam pengembangan kota baru, ujar Suryono Herlambang, pengamat perkotaan Untar, adalah integrasi kota baru dengan kota-kota sekitar. Selain itu koodinasi pengembang dan pemerintah daerah setempat, serta kapasitas pemerintah setempat dalam pengembangan kota baru. Hal ini karena pengembangan kota baru belum menjadi bagian dari kebijakan nasional oleh pemerintah pusat. "India dan China telah memfokuskan pengembangan kota baru sebagai kebijakan nasional, karena mereka menganggap hal itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," paparnya. 

Selain itu, kalangan developer juga dituntut untuk memperkaya konsep pembangunan kota baru yang lebih inovatif. Pasalnya, selama ini pembangunan kota baru yang dibangun cenderung monoton. Satu pengembang dengan pengembang lainnya menerapkan konsep yang sama. Seperti membangun mall, theme park,atau sama-sama membangun Pasar Basah/Pasar Modern.

Kathedral Terinspirasi Lipatan Kertas di Kota Strasbourg, Perancis


Konsep Bangunan Kathedral Terinspirasi Lipatan Kertas di Kota Strasbourg, Perancis


Bangunan kathedral merupakan fasilitas umum untuk umat agama Nasrani. Keberadaannya dapat memberikan nilai tersendiri bagi kota apabila di desain dengan nuansa lain dan dapat menjadi landmark kota. Keindahan desain tidak hanya untuk acara keagamaan, pernikahan dsbnya tetapi juga dapat menjadi obyek wisata minimal sebagai background pemotretan bagi seluruh pengunjung termasuk umat agama yang lain.(admin) 


Desainer atau arsitek berdiri netral untuk merencana elemen kota yang dimenangkan melalui sayembara yang dipilih wakil masyarakat. 

Pada saat diundang untuk mengajukan proposal untuk sebuah katedral baru untuk kota Strasbourg di Prancis, tim desain Axis Mundi mengadakan dialog bersama tentang  warisan Gothic kota. Bangunan 2.322 m2 yang  terdiri dari rangkaian dilipat dalam bentuk lengkungan kubah  dari katedral Gothic. Proposal ini memiliki karakteristik desain yang baik ,halus dan dramatis yang bersama-sama menciptakan tempat ibadah baru yang kontemporer.

Referensi untuk layout kanonik dan ikonografi arsitektur klasik dilakukan melalui interpretasi ideografik dari lengkunganElemen-elemen beton yang dirancang untuk membuat  cahaya luas untuk interior. Sebuah relief abstrak digital dari sebuah katedral Gothic terletak di bagian dari façade timur yang akan memperlihatkan sinar matahari pagi memantulkan  bayangan pada dinding eksterior. 

Lengkungan dibuat sama disamping kanan kiri lantai ":Cross Latin" . Sebuah jalan masuk yang lebih rendah berfungsi untuk mengarahkan  pengunjung ke katedral. Mimbar dibuat model abstraksi dari Katedral Gothic dan terdiri dari salib/ Cross Latin , dengan nave panjang untuk pengunjung gereja, lengan melintang disebut transept untuk paduan suara, mimbar atau pastoran.
Pengunjung masuk melalui jalan dibawah tanah untuk memberi kesan merasa kecil di
mata Tuhan pada saat akan beribadah 

Bentuk bangunan seperti lipatan kertas raksasa sangat akrab dengan keseharian, memberikan kesan  monumental , kontemporer dan modern, sangat kontras dengan bangunan di sekitarnya