Halaman

Rabu, 26 Juni 2013

Bintaro Xchange

Desain Shopping Mall Bintaro Xchange di Bintaro Jaya-Tangsel


skyscrapercity.com


PT Jaya Real property, Tbk—pengembang Bintaro Jaya—akan membangun pusat belanja: Bintaro Xchange. Shopping mall ini dibuat dengan konsep lifestyle yang mengombinasikan family shopping mallentertainment center, dan pusat kuliner.  Desain dibuat oleh  arsitek dan landscaper dari Amerika Serikat, yakni DDG dan Aecom. Untuk entertainment, Bintaro Xchange memiliki arena ice skating indoor terbesar di Indonesiainteractive park seluas 2,5 hektar, dan pusat hiburan anak-anak. 


Antasena Perkasa, Head of Strategic Business Unit Lifestyle Center PT Jaya Real property, Tbk. mengatakan, pusat kuliner Bintaro Xchange menawarkan kafe, restoran, dan fast food dengan suasana alfresco dining. Pengunjung pun bisa memilih suasana bersantap:indoor dan outdoor dengan view taman. 


Antasena menuturkan, anchor tenant yang sudah bergabung di Bintaro Xchange antara lain Farmers Market (2.400 m2), Best Denki (2.400 m2), RockStar Gym (700 m2), dan Frigo Ice Skating (1.320 m2). “Harga sewa ruang ritel di Bintaro Xchange berkisar antara Rp125.000 – Rp450.000 per meter persegi per bulan,” jelasnya .





Desain Arsitektur juga sudah mengarah kepada Green House dimana seluruh material yang dipilih adalah yang ramah lingkungan, ada taman atau kolam didalam rumah dengan sirkulasi udara dan cahaya yang juga menjadi perhatian utama.





Tenant F&B/Food & Beverage (kuliner) akan menempati area sebesar 30%, anchor tenant sebesar 30%, sementara sisanya (40%) akan ditempati specialty stores, jelas Antasena. “Target pasar Bintaro Xchange antara lain warga Bintaro dan sekitarnya, kami juga berharap pusat belanja ini mampu menggaet market dari kawasan Selatan Jakarta,” katanya.





Bintaro Xchange merupakan bagian dari proyek mixed use Bintaro Lifestyle Center, yang terdiri dari shopping malloffice tower, apartemen, dan convention hall dengan total luas 25 hektar. Proyek ritel ini terdiri dari enam lantai bangunan, yakni dua lantai basement untuk parkir dan empat lantai ruang ritel.

Mal tahap pertama (dari tiga tahap pembangunan shopping center) akan menempati area gross dengan luas gross 115.000 m2 dan areanett (saleable area) seluas 45.000 m2. Pada tahap pertama ini, ungkap Antasena, PT Jaya Real Property menggelontorkan investasi Rp600 miliar – Rp700 miliar. 






Mal tahap pertama (dari tiga tahap pembangunan shopping center) akan menempati area gross dengan luas gross 115.000 m2 dan areanett (saleable area) seluas 45.000 m2. Pada tahap pertama ini, ungkap Antasena, PT Jaya Real Property menggelontorkan investasi Rp600 miliar – Rp700 miliar. 

Menurut rencana,ground breaking tahap pertama shopping mall ini dilakukan pada bulan  Juni 2012, sementara soft launching akan dilakukan pada Oktober 2013.





Bintaro Xchange ini  berlokasi persis di sisi jalan Tol Bintaro-Pondok Indah. Bahkan berseberangan dengan stasiun Jurangmangu yang menuju ke Dukuh Atas dan Stasiun Kota . Berkaitan dengan pembangunan Bintaro Xchange ini, pihak Bintaro Jaya sedang intens berkoordinasi dengan Pemda Tangerang Selatan dan PT. KAI berkaitan dengan revitalisasi akses di sekitar Tegal Rotan yang setiap pagi dan sore hari selalu padat karena akses jalan yang sempit. Sehingga nantinya, akan ada akses baru menuju Bintaro Jaya dimana salah satu opsi membuat underpass di bawah jalan Tegal Rotan dari arah Tol Serpong.

Akses lainnya yang ditunggu adalah jalan Tol Ulujami-Kebon Jeruk. Dari arah kebon jeruk, sudah mulai dikerjakan. Memang ada beberapa titik yang masih dalam tahap pembebasan lahan, sehingga diharapkan pada akhir tahun 2013, jalan tol tersebut selesai dan warga Bintaro memiliki akses cepat menuju Bandara, Jakarta Barat, maupun Jakarta Utara.




Dalam pengembangan kawasan, Bintaro Jaya selalu bersandarkan pada tiga aspek penting, yaituworkable (dapat dilaksanakan), Affordable (terjangkau) dan sustainable (lestari). Intinya, pembangunan suatu kawasan pemukiman yang liveable sampai puluhan tahun mendatang. 

Sungai Thames

Sungai Thames, London dari yang Kotor Menjadi Terbersih di Dunia




Rakyat Inggris saat ini bangga dengan keberadaan sungai Thames yang merupakan sungai terbersih di dunia. Kondisi demikian ternyata tidak mudah dan memerlukan proses yang panjang. Saat ini sungai tersebut dapat digunakan untuk Cruise dan kegiatan lain yang menyenangkan. Pengunjung tanpa terganggu bau sungai yang tidak sedap seperti waktu dulu. berbagai ikan seperti Salmon,Trout dan lainnya bisa hidup juga berbagai jenis burung mencari makan di sungai ini (admin).  
 
Di tepi sungai diberi ruang untuk kendaraan mengangkut sampah dari sungai,bisa juga untuk olahraga, Bazaar dll 

Sungai Thames merupakan sungai yang mengawali sejarah Kota London berdiri. Kota ini dibangun oleh Kerajaan Romawi di abad 43 AD saat mereka menjajah wilayah Inggris, awalnya kota ini bernama Londonium. Sungai Thames berperan sangat penting terhadap penyediaan protein ikan bagi penduduk kota selain untuk air minum, pengairan lahan pertanian dan juga transportasi.

Dewasa ini, Sungai Thames lebih banyak dimanfaatkan sebagai daerah tujuan wisata. Para wisatawan yang berkunjung kesana tidak akan melewatkan tur mengarungi sungai dengan kapal. Walaupun harus merogoh “kocek” sekitar 15 Euro per trip. Tur ini akan membawa para turis melintasi beberapa ikon pariwisata terkenal di kota London, seperti Gedung Parlemen kerjaan Inggris, London Bridge, London Eye (mirip seperti wahana kincir di Ancol) , Menara London, Gereja Katedral St Paul dan juga Pasar Ikan Billingsgate yang dulunya adalah pasar ikan terbesar di Inggris.

   
Kapal cruise, London Eye dan pedesterian yang nyaman 

Namun dibalik keindahan sungai ini ternyata ada cerita buram yang mengisi sejarah mengalirnya sungai ini di Kota London. Membengkaknya populasi penduduk ditambah revolusi industri di Inggris, memperparah kondisi sungai. Sungai menjadi tempat penampungan limbah rumah  tangga (termasuk kotoran manusia) dan industri yang mengakibatkan sungai tercemar berat. Sejarah mencatat berbagai kejadian buruk yang menimpa Kota London akibat kondisi Sungai Thames yang sangat tercemar. Dimulai dari tahun 1932 ketika wabah kolera menjangkiti penduduk kota, tercatat ribuan orang meninggal akibat penyakit tersebut.

 
Pemandangan di malam hari dari kapal cruise

Kemudian ketika musim panas di tahun 1858 sungai ini mendapat julukan baru sebagai The Great Stink atau ‘the big stink” karena bau menyengat yang berasal dari sungai. Kandungan H2S yang sangat tinggi  mengakibatkan sungai berbau seperti telur busuk. Pada tahun 1878 sebuah kapal bermesin uap bernama Princess Alice yang membawa sekitar 600 orang penumpang terbalik di sungai ini akibat sebuah tabrakan. 

Seluruh penumpang diberitakan meninggal bukan karena tenggelam, namun karena menghirup racun yang terkandung di air sungai yang tercemar berat. Tahun 1957 sungai tersebut dideklarasikan sebagai sungai yang mati secara biologis, dimana kehidupan baik ikan maupun burung tidak ditemukan lagi disana. Hal tersebut diakibatkan oleh rendahnya kadar oksigen terlarut di air sungai serta racun yang terkandung dari polusi.

Sejak sungai ini dideklarasikan sebagai “The Great Stink” atau “Bau Besar”, pemerintah Kota London terlebih anggota parlemen berusaha keras mengatasi masalah polusi di Sungai Thames. Apalagi bau busuk dari sungai selalu tercium sampai ke ruangan para anggota parlemen. Sejak itu pemerintah mulai mencanangkan berbagai program pengelolaan sungai. Dimulai dengan mega proyek konservasi dan modernisasi sistem saluran pembuangan kotoran manusia, perbaikan sistem pembuangan limbah industri. 

Kemudian pemerintah membentuk berbagai otoritas yang bertugas untuk mengelola sungai, sumber air, banjir, polusi serta saluran pembuangan kotoran manusia.  Disamping itu berbagai peraturan diterbitkan guna mengatur segala kegiatan terkait pemanfaatan sungai dan pengendalian saluran pembuangan kotoran manusia.

Tercatat sejak tahun 1970-an berbagai program tersebut mulai memperlihatkan hasil yang sangat memuaskan. Ikan dan burung mulai kembali ke sungai yang menandai pencemaran di sungai sudah mulai berkurang. Kerja keras yang dilakukan dalam waktu yang cukup panjang ternyata dapat dirasakan oleh penduduk London saat ini. 

Mereka bisa hidup bangga berdampingan  dengan salah satu sungai terbersih di dunia. Tercatat sekitar 125 jenis ikan berenang di sungai ini termasuk ikan salmon dan trout, selain itu sekitar 400 spesies hewan tidak bertulang belakang hidup di lumpur, di tengah, dan tepian sungai. Begitu pula dengan berbagai jenis burung.

Bazaar mingguan di tepi sungai Thames 

Sampai saat ini program bernama “Thames River Clean Up” atau “Pembersihan Sungai Thames” masih dilaksanakan. Tujuannya untuk meningkatkan kebersihan sungai dan mencegah pencemaran. Tenaga relawan, terutama masyarakat sekitar secara sukarela dan senang hati turut serta membersihkan sungai yang mereka cintai.

Pengalaman London di masa lalu mungkin sama dengan apa yang sedang dialami oleh beberapa kota besar di Indonesia. Kondisi dimasa lalu sedikit sama dengan sungai Ciliwung yang membelah kota Jakarta. Sungai ini sedang menderita sakit kronis akibat pencemaran limbah industri dan rumah tangga. Sudah saatnya kita mencoba untuk mengembalikan keberagaman ikan-ikan dan makhluk air lain yang dulu hidup di aliran sungai tersebut.Via : green.Kompasiana dan lainnya